oleh : Ahmad Fachrudin, M.Si hafizhahullah *
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Sang Khalik yang telah menciptakan seluruh makhluk, dan menjadikan manusia dalam sebaik-baik bentuk.
Segala puji bagi Allah, yang telah mengutus manusia terbaik, teladan dan idola manusia sepanjang zaman, Rasulullah Muhammad bin ‘Abdillah, Semoga Sholawat dan salam selalu tercurahlimpahkan kepada beliau, keluarganya, sahabatnya, dan kepada orang-orang yg mengikutinya dgn ihsan hingga hari kiamat.
Maha Suci Allah, Rabb yang membolak-balikkan hati kita, kita senantiasa memohon semoga Allah teguhkan hati kita di atas agama-Nya dan ketaatan pada-Nya.
Saudaraku, tentu kita pernah mendengar janji ini:
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kpd mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yg telah mereka kerjakan.” (QS al-A’rof 96).
Sungguh ini merupakan janji yg besar, janji yang haq. Dan ini janji yg sangat kita harapkan, “keberkahan”.
Keberkahan, kebaikan yang banyak atau kebaikan yang bertambah.
Kita selalu mengharapkan keberkahan atas rezeki yg Allah berikan pada kita, atas rezeki yg dilimpahkan di negeri ini. Keberkahan atas air yg turun dari langit, keberkahan atas air yg ada di laut, keberkahan atas tanah, hutan, gunung, tambang dan seluruh kekayaan negeri ini.
Saudaraku, tengoklah pada ayat-ayat sebelum janji itu disebutkan.
Allah menceritakan ttg kaum-kaum terdahulu, yaitu kaum yg mendustakan dan telah dihancurkan. Kaum Nabi Nuh ‘Alaihis Salam, Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud, Kaum Nabi Luth ‘Alaihis Salam dan Penduduk Madyan kaum Nabi Syu`aib ‘Alaihis Salam.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari mereka. Mereka adalah kaum yg tidak mendapatkan keberkahan.
Semoga kita adalah kaum yg diberikan keberkahan sebagaimana keberkahan yg dilimpahkan atas kaum Nabi Yunus ‘Alaihis Salam, karena sebab keimanan dan ketaqwaan. Ya, keimanan dan ketaqwaan adalah kunci.
Semoga Allah mudahkan kita semua, untuk menjaga sholat, untuk senantiasa hati terpaut ke masjid & berinteraksi dengan Al-Qur`an, untuk berbakti kepada orang tua dan berakhlaq mulia, untuk menyambung tali silaturrahim, untuk mengeluarkan zakat dan infaq, untuk berpuasa, untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, untuk menjauhi dosa & kemaksiatan, dan untuk menuntut ilmu agama. Aamiin yaa Robbal `Aalamiin.
Semoga Allah menolong kita, baik yang menyampaikan maupun yg menerima.
“Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?
Ataukah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yg datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah yg tidak terduga-duga?
Tidak ada yg merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yg rugi.” (QS al-A`rof 97-99).
—
* Penulis adalah dosen di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan aktif dalam kegiatan dakwah bersama Forum Studi Islam Mahasiswa (FORSIM) dan Ma’had al-Mubarok.